Powered By Blogger

Monday 10 April 2017

Nikmatnya Bercinta Dengan Gadis ABG

Nikmatnya Bercinta Dengan Gadis ABG - Aku adalah seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di kawasan Depok jurusan sosial politik. Ayahku seorang pegawai kecil di Jakarta. Untuk menghemat biaya transportasi pun kuputuskan untuk kos saja. Aku tidak memilih kos di kawasan kos-kosan yang dekat kampus seperti teman-temanku yang lain, tapi kupilih di perkampungan yang jaraknya agak jauh dari kampus. Tentu dengan alasan biaya yang ringan dan yang kedua agar aku bisa bersosialisasi dengan masyarakat sesuai ilmu yang aku tekuni. Untuk gojak-gajik ke kampus kugunakan sepeda motor kreditanku yang aku cicil dari honor yang kuperoleh kerja sambilan sebagai guru les bahasa Inggis di pusat kursus.



Sebenarnya rumah yang kutempati amat jauh dari sebutan kos, Tidak mewah, tapi tidak juga jelek-jelek amat. Tidak besar memang tapi dibanding dengan perumahan cukup lumayanlah. Ku kontrak rumah ini dengan harga 1,5 juta setahun dengan satu kama tidur, ruang tamu, kamar tengah, dapur dan kamar mandi. Rumah itu tidak di pingir jalan, agak masuk sedikit, dan di kelilingi kebun yang agak luas. Rumah yang sederhana ini sangat ramai teutama malam hari tempat anak-anak muda berkumpul. Maklumlah aku ingin menerapkan ilmu yang aku punya untuk kemajuan kampung. Aku dipercaya kepala kampung menjadi ketua karang taruna. Awalnya banyak tantangan, maklumlah aku pendatang. Tapi dengan ilmu yang kumiliki aku bisa mendekati para pemuda di sana. Bahkan dapat membawa pemuda di sana yang tadinya arahnya tidak jelas, sekarang semakin jelas. Mereka punya kegiatan dan kesibukan yang posistif.

Kiprahku di organisasi kepemudaan yang baru enam bulan kujabat, tentu membawa konsekuensi tersendiri. Termasuk salah satu digandrungi para wanita. Maklumlah aku mahasiswa yang agak jelek-jelak amat. Dari sekian banyak wanita yang ingin menjadi pacarku, justru hatiku tertambat pada seorang gadis berusia 14 tahun dan baru duduk kelas 2 SMP. Tadinya aku tak menyangka kalau dia baru kelas 2 SMP, karena dari sosok tubuhnya yang 162cm dengan berat badan kira-kira 48kg, dada berukuran 32B. Aku menyangka dia siswi SMA kelas 2 berkulit kuning langsat, rambut hitam lurus sepunggung. Namanya Fitri. Dia dekat denganku. Orang mengetahui aku pacarnya. Padahal aku belum pernah menyatakanya cinta kepadanya. Tatapi memang hati selalu ser padanya. Fitri mempunyai kakak Irfan kelas 2 SMA anggota karang taruna dan Kurdi yang bekerja di kawasan industri, ayah pedagang di Jakarta yang pulang seminggu sekali. Ibunya ibu rumah tangga.

Pagi ini senin, seharusnya aku kuliah, tapi karena semalam ada kegiatan bazaar danberakhir sampai dini hari. Paginya, aku terlalu letih. Apalagi Fitri pagi-pai begini udah datang ke rumah.

“ Mas, bisa ga ajari aku? Ada PR bahasa inggris ni!” katanya padaku saat kubuka pintu depan karena diketuknya. Aku sempat kaget kok tumben-tumbenan dia datang dan minta diajari mejawab PR-nya. Terlebih kaget lagi saat kubuka pintu dia langsung nyelonong ke dalam rumahku sambil membawa buku dan menuju ruang tengah tempat aku belajar, aku nggak enak dengan masyarakat sekitar rumahku, dengan keadaan diri baru bangun tidur aku keluar melihat keadaan di luar. Sepi, tidak ada orang berarti aman dan tidak mengahasilkan gunjingan. Lalu aku masuk kedalam dan mengunci pintu dan menuju ke kamar mandi. Saat menuju kamar mandi, Fitri kembali bertanya.

“ Ni lo Mas PR-nya!” mengugahku untuk melihat seperti apa PR-nya.

“Oh itu, mudah itu Question tag, Non” kataku menjelaskan.

“ Ehm…!” spontan Fitri menutup hidung, “Mas bau badannya”

“Iyalah mau mandi kamu panggil” kataku sambil meninggalkanya menuju kamar mandi.


Cerita Sex - Biasa aku mandi tak terlalu lama. Selesai aku keluar menuju ke kamarku dengan tubuh dibalut handuk. Dengan langkah cepat menuju kamar sempat kulihat Fitri yang sedang pusing mengerjakan PR-nya. Dalam kamar kubuka lemari pakaian ku. Kupilih celana dalam putihku dan kukenakan sambil melepaskan handukku.

“ Mas, ini gima…..?” suara Fitri dari luar kamar saat dia membuka pintu kamaku yang tak terkunci.

“ Ah. Mas !” Fitri kaget saat membuka pintu kamarku melihatku hanya mengenakan celana dalam saja. Aku sempat kaget dan bengong ketika Fitri membalikkan tubuhnya dan menutup mukanya dengan buku. Entah setan apa yang tiba-tiba saja masuk ke benakku. Mendadak penis dalam celana dalamku bangun saat kulihat tubuh FItri dari belakang yang bediri kaku di depan pintu kamarku. Tubuh gadis beusia 14 tahun itu bak gitar spanyol. Pinggulnya yang padat berisi terbalut blues terusan biru muda dengan bawahan berempel selutut. Kuhampiri dia.




“ Da pa si, Yang?” rayuku sambil memeluk tubuhnya dari belakang dan buku yang menutup mukanya dengan buku bahasa Inggrisnya, kemudian kuturunkan dan kulihat buku itu.

“Oh soal ini, gampanglah.” kataku sambil memeluk erat tubuhnya dan melempar buku PR-nya ke lantai. Kudekap erat pinggangnya. Kubisikan kata mesra di telinganya.

“Fit, aku tahu maksudmu datang ke sini, tapi terus terang aku juga suka padamu” kataku yang menebak isi hatinya yang sebenarnya senang kepadaku. Awalnya aku ga ada rasa padanya. Bukan karena dia kurang cantik, ga dia sangat cantik. Tapi bukan itu, karena aku ketua karang taruna maka aku harus jaga wibawa di hadapan anak-anak lain baik cewek maupun cowok. Tapi saat ini rasa wibawa ga ada artinya berganti hasrat seksual yang tak terbendung. Penisku semakin menegang saat tertekan ke pinggulnya yang bahenol itu.

“Fit, maukah kamu jadi pacar saya?” tanyaku sambil membalikkan tubuhnya sehingga kami saling berhadapan. Fitri tak menjawab hanya terdiam pasrah saat tubuhnya kupeluk erat. Bahkan kedua tangan melingkar ke pinggangku. Dia agaknya sudah lupa dengan rasa malunya saat melihat tubuhnya yang hanya becelana dalam saja. Bahkan dia tak menolak saat bibirnya kukecup. Dia diam pasrah tak membalas apa pun saat bibirnya yang segar merekah kulumat dengan mesrah. Terasa olehku dadanya menganjal di dadaku dengan degup yang kecang. Matanya terpejam. Bahkan tak merasakan sama sekali saat retseleting blues biru muda yang ada punggungnya kuturunkan. Dia sudah dimabuk asmara. Ketika blues terusan itu turun diujung kakinya di lantai tak dirasakannya. Hingga kami berciuman sambil berpelukan hanya mengenakan pakaian dalam saja. Sambil berdiri kupeluk erat tubunyayang setengah telanjang di depan pintu kamarku. Dengan bibir saling berpanggutan kedua tanganku merasakan punggung Fitri yan halus dan putih bersih. Tubuh Fitri yang hanya mengenakan bra pink dan celana dalamnyapun berwarna pink dengan motif bunga tulip beukuran kecil-kecil. Inilah yang membuatku tak tahan. Mendadak libido menaik melesat. Hangat berpelukan dan berciuman seperti ini. Tangan kiriku meraba punggungnya yang putih bersih, sementara tangan kananku meremas-remas pantatnya yang terbungkus celana dalam pink yang berkain katun halus itu. Penisku semakin membengkak, seperti tak tahan berlama-lama besarang dalam celana dalamku. Ingin segera dikeluarkan. Akhirnya kuturun celana dalamku sendiri sepahaku, sehingga penisku menyembul menabrak dan melangsak memek Fitri yang masih terbungkus rapi celana dalamnya. Uh…. Oh…. Kurasakan gesekan demi gesekan antara penisku dengan celana dalamnya membuat kenikmatan tersendiri. Apalagi bhnya entah kapan kubuka, telah jatuh ke lantai dan mulutku dengan buas melumat habis kedua buah dada Fitri yang berpentil seukuran kacang tanah. Dalam keadaan berdiri ini kulakukan. Agak lama memamng dan tampaknya dengkul Fitri mulai gemetar tak tahan menopang diri yang sudah dimabuk nafsu dan akhirnya kami berdua jatuh ke springbed yang berada di belakang kami sambil tetap berpelukan. Dari ujung penisku tampaknya mulai mengeluarkan cairan. Benar-benar aku tak tahan. Dan akhirnya kutarik celana dalam kembang-kebang itu hingga lepas ke lantai. Ou …. Vagina gadis berusia empat belas tahun begitu indah. Putih bersih dan baru ditumbuhi satu dua rambut hitam. Tidak banyak ,bisa dihitung dengan jari. Hingga dengan jelas terlihat garis belahan memeknya yang dari tadi tersodok-sodok penisku, namun tak tembus juga ke dalam. Bahkan sampai kedua pahanya kulebarkan, tetap juga penis meleset, kadang ke bawah , kadang meleset kesamping. Sampai akhinya aku punya penis tak menahan cairan birahiku. Penisku meleset ke atas pusar Fitri dan sperma melesat mengenai mukanya. Cret .. membasahi perut dan memeknya. O…. benar-benar tak tahan. Menyesal benar aku belum bisa membobol gawang vagina Fitri. Tubuhkupun lunglai jatuh di atas tubuh fitri yang telanjang bulat. Kudengar napas Fitri yang menderu turun naik. Ada sekitar sepuluh menit aku tak sanggup berdiri, bahkan sempat tertidur. Sampai aku sadar Fitri mendoong tubuhku ke samping. Kemudian bangun dan mengambil tissue yang di meja belajarku kemudian melap spermaku yang menempel di tubuhnya. Di punguti satu per satu pakaiannya dan di kenakannya kembali mulai dari bh, celana dalam dan gaunnya. Kemudian lari pergi keluar dari rumahku.

“ Fit, tunggu !” teriakku beranjak dari spingbed. Tapi Fitri tetap lari keluar dan lenyap dari pintu depan tak mau mendengarkan kata-kataku apalagi menjawab. O … benar-benar saya telah mengecewakannya. Entah kaena aku tak bias memuaskanya, atau dia kecewa karena perlakuanku yang tak senonoh menurutku. Karena tak satu pun suara keluar dari mulutnya seusai hajat tadi. Yang jelas dia kecewa. Dan akupun kecewa belum bisa mendapatkan apa yang seharusnya kudapat. Dalam keadaan lemas kuambil celana dalamku lalu keloyor ke kamar mandi. Kubersihnya penisku yang basah oleh spermaku sendiri. Kukenakan celana dalamku dan beranjak ke dapur. Kubuat telur mata sapi dan nasi goreng. Pesetubuhan tadi benar-benar menguras tenaga ku. Dengan sedikit tenaga kulahap nasi goreng dan telur goreng itu di ruang tengah sambil menonton liputan siang. Maklum waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Aku yakin Fitri sudah pergi ke sekolah. Karena memang dia sekolah di siang hari hingga pulang pukul 17.00. Sedikit-demi sedikit tenagaku mulai pulih kembali. Ku ambil kaleng bir bintang dari kulkas kecilku kteguk bir itu sedikit demi sedikit hingga tenagaku pun pulih kembali.

Saat sedang asyik menonton berita, karena memang nasi gorengku sudah habis, terasa di telinggaku suara ketukan pintu dari depan rumahku. Aku beranjak dari dudukku untuk melihat ke depan. Ternyata masya Allah diluar dugaan. Fitri dengan pakaian seragam sekolah putih biru berdiri tegak di depan pintu. Memang pintu itu tak terkunci sejak dia pergi. Dan kini si cantik telah kembali lagi. Ini pun tak kusia-siakan. Kuhampiri dia dan kupeluk dia dengan erat seaakan tak mau pisah lagi seperti kedua orang yang baru bertemu setelah lama bepisah. Dia pun membalas dengan dekapan erat.

“Kenapa kamu ga berangkat ke sekolah?” bisikku basah-basih di telinganya.

“Enggak ah Mas, tanggung udah terlambat. Mas si gara-garanya!” katanya pelan. Aku tahu dia rindu dengan kejadian tadi, hingga tak konsentrasi untuk belajar di sekolah. Dia berankat dari rumah izin dengan ibunya untuk ke sekolah, tapi mendadak di tengah jalan dia malah berbelok kearah umahku. Aku sangat bersyukur.

“Lo kok Mas yang disalahkan?” kataku meledek.

“Iyalah.” Jawabnya mantap

“ Iyalah apa iya dong?” kataku sambil mengecup pipinya, sedangkan tangan kananku mengunci piintu depan yang di belakang tubuh Fitri.

“ Ah ..mas” jawabnya malu. Dan kami tak menyiakan ini. Mulut kami berpelukan. Tangan kananku meremas-remas buah dadanya yang masih berbaju putih tanpa kaos dalam sepeti anak sekolah pada umumnya, sehingga dari luar transparan bhnya terawang dari luar tubuhnya. Sedangkan tangan kiri meremas-remas pinggulnya yang tertutup rok ketat birunya.

“ Buka sepatunya ya?” pintaku dan ia pun mengangguk. Aku pun jongkok. Kulepas sepatu ketsnya seta kaos kakinya. Tak hanya itu dalam keadaan jongkok kutarik retseleting rok birunya ke bawah hingga rok itu turun ke lantai. Tampak di depan mukaku terpampang gundukan memek Fitri yang berbalut celana dalam berwarna merah cabe menyala. Waou.. benar-benar mengagumkan. Kutarik pinggulnya ke depan, hingga memek berbungkus celana dalam merah terdorong ke depan mukaku. Kuciumi celana itu ke atas ke bawah. Kedua batang pahanya pun tak lepas dari sapuan lidah dan bibirku. Ke atas kebawah. Bergantian kanan dan kiri. Sementara kedua tangan meemas-emas pinggul yang bercelana merah itu. O.. nikmat menciumi memek terbalut kain merah itu. Entah mengapa kedua tangan Fitri mala menarik pundakku ke atas. Aku pun kembali berdiri dan kembali bercium sambil tetap kedua tanganku meremas-remas pinggulnya. Aku tak puas dengan itu. Kubuka baju putihnya hingga turun ke bawah. Jelas buah dada yang ranum itu terbungkut bh putih bersih dengan renda meah muda bermotif melati di pinggirnya. Sungguh indah sekali tubuh mulus Fitri yang setengah telanjang. Kali ini akulah yang mendapat rejeki nomplok. Dapat memeluk, mendekap, membelai, meraba, meremas bahkan menciumi tubuh halus itu. Lama sekali kami saling berciuman, membelai punggung dan meremas pinggulnya. Tak terasa pantatku menekan ke depan bergeser kekanan dan ke kiri hingga terasa oleh penisku yang terbungkus celana dalamku hangatnya memeknya Fitri yang masih terbalut celana dalamnya yang merah merona itu. O…. nikmat sekali ini. Ada sekitar setengahjam lebih kami bercumbu dalam keadaan berdiri. Kali ini aku berjanji tidak akan mengecewakannya lagi. Karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda penisku akan menyemburkan kenikmatan, walaupun ketegang penisku boleh diuji sekuat baja. Justru yang kurasakan malah Firi yang mengawang-ngawang di mabuk asmara. Apalagi saat kubuka kancing bh yang ada di punggungnya, sehingga bh yang indah itu terlembar jauh ke lantai. Dan kali ini buah dada yang indah itu tampak di depan mataku. Tak kusia-siakan barang sedikitpun. Mulutku dengan sigap menyedot pentil buah dada Fitri yang sebesar kacang tanah kanan dan kiri. Kusedot, ku gigit-gigit kecil tetek Fiti yang berukuan 32 B itu. Bahkan sempat kucupan di belahannya.

“ Ah….Mas” desah Fitri. Tampaknya Fitri sudah tak tahan ingin segera dilanjutkan permainan yang lebih nikmat. Kutarik turun sebatas dengkul celana dalam merahnya. Lalu dengan kaki kananku kuinjak celana itu hingga turun ke lantai. Dan selanjutnya celana dalamku sendiri yang kuturunkan, hingga tongkat penis menyembul tegang mengesek-gesek belahan memek Fitri yang sudah basah. Namun tetap saja sangat sulit memasukkan penisku ke liang vaginanya. Apalagi dalam keadaan bediri. Ketika kusodok meleset lagi ke bawah memeknya, kadang meleset ke atas pusarnya. Maklumlah penisku walaupu tidak besar sekitar berdiameter 3 cm, tapi cukup panjang sekitar 22 cm. Cukup panjang untuk ukuran orang Indonesia. Kuangkat paha kanannya, hingga pergelangan kakik kanannya berada di pundakku. Dengan begini belahan vaginanya terbuka lebar, sehingga dengan mudah penisku dengan sedikit bantuan tanganku mengarahkan penis tegangku lobangnya dan kudorong masuk barang 5cm.

“Ah..” desah Fitri kaget.

“ Kenapa sayang? “ tanyaku

“ Sakit Mas!” katanya mengigit bibirnya sendiri.

“ Ya, ga pa-pa , sebentar juga hilang” kataku mengibursambil kutekan kembali penisku ke depan hingga penisku sudah setengah dalam memeknya. Terasa hangat di batang penisku. Sambil tetap memeluk tubuh halusnya. Kucium bibirnya, berganti ke lehernya. Terasa oleh tangan kananku tetes darah perawan Fitri yang hilang dipelukanku, saat kuraba batang penis sudah amblas 100% dalam liang memek Fitri.

“ Ah!” dia melengguh

“Kenapa, sakit?” tanyaku. Kepalanya mengeleng. Kukukira masih sakit sedikit.

“Ah.” desahnya. Mulutnya mengangga. Memang masi terasa sedikit perih, tapi kini sudah hilang olah kenikmatan yang tiada tara. Terasa memang basah seluruh batang penisku di dalam memeknya oleh cairan yang keluar dari dinding vaginanya. Walaupun begtu masi terasa sesak. Kutarik kembali batang penisku, kudorong lagi ke depan. Dalam keadaan berdiri dan Fitri bersandar ke dinding ruang depan aku mengeluarkan dan memasukan penisku ke liang memeknya. Pantatku maju dan mundur berulang, mulanya pelahan-lahan lama-lama agak cepat.

“ O..Mas” desah Fitri. Kuangkat paha kirinya ke pinggangku dan kuturun kaki kananya ke pinggangku sehingga Fitri sepeti monyet yangkugendong, sementara penisku masih terasa hangat dalam memek Fitri. Dalam keadaan tubuh Fitri kugendong aku berjalan ke belakang. Setiap kakiku melangkah, semakin terasa penis menyentuh dinding vaginanya ke dinding kiri dan kanan. Dan setiap langkah juga mulutnya menganggah dan mendesah. “Sst ……!” Sambil berjalan, Fitri yang kugendong, kuciumi bibirnya yang merekah. Berpindah ke lehernya yang jenjang. Lama aku berjalan mengendong Fitri dari depan ke belakang, ke depan lagi, ada barangkali 45 menit. Setiap langkah menghasilkan kenikmatan yang tiada tara akibat penis yang menyentuh-nyentuh dinding vagina. Ini tidak saja dirasakan olehku tetapi juga dinikmati oleh Fitri. Benar-benar nikmat karena ini persetubuhan kami yang petama, pertama bagiku dan pertama bagi Fitri.

Cerita Dewasa - Kini kami sampai di ruang tengah. Kuletakan pantat Fitri duduk di atas meja makan. Dengan sigap dan lincah pantatku maju mundur menghujamkan batang penisku ke dalam liang kenikmatan milik Fitri. Kupeluk tubuhnya yan mulus. Kulumat habis buah dadanya yang ranum kanan dan kiri. Kusapu lehernya yang jenjang dan bibir dan lidahku. Dan kukecum mesrah bibirnya yang merah merekah. Ada dorongan hasrat yang besar dari dalam diri kami untuk segera ke puncak asmara. Kuangkat kembali tubuh itu ke kamar dan kubaringkan di atas spring bedku. Sambil berpelukan dan berciuman tubuh kami berguling-guling ke kanan dan ke kiri dengan tidak membiarkan lobang itu lepas dari hujaman batang penisku. Kali ini tubuh Fitri di atas tubuhku. Dia berusaha belajar memberi vaiasi lain. Secara naluri pinggul yang montok itu begerak ke atas dan ke bawah, tapi sangat lemah. Mungkin hasrat kenimatan yang terlampau besar membuat terlalu berat mengangkat pinggulnya.

“ Coba duduk, Sayang!” pintaku berbisik ke telinganya, agar dia mau duduk di atas tubuhku. Dia memang gadis yang baik. Dia menuruti perintahku, bangun dan menduduki tubuhku sambil tak melepaskan batang penisku dari lobang memeknya yang super hangat dan nikmat itu. Dari bawah ku lihat wajahnya yang cantik, matanya yang sayu, rambutnya yang terurai sepunggung.

“ Angkat pantatnya, Sayang!” perintahku lembut ke padanya sambil kedua tanganku meremas-emas buah dadanya yang kencang dan kenyal itu. Dia berusaha untuk mengangkat tubuhnya namun tak kuasa menahan birahinya sendiri yang besar dan ambruk rebah lagi di atas tubuhku.

“Enggak bisa, Mas!” desahnya sambil mengelengkan kepalanya. Kukecup bibirnya, kudekap erat tubuhnya, dengan sisa tenaga kubalik tubuh mulus itu. Kini tubuh itu berada di bawah tubuhku. Agaknya kami akan segera mencapai klimaks dalam hubung seks ini. Pantatku semakin lama semakin cepat menghunjamkan penis ku ke dalam memeknya.

“Wau … nikmat sekali “ desahku dalam hati. Ingin rasanya aku nikmati sepanjang hari tanpa putus. Tapi mana mungkin. Ini sudah ada kodratnya. Sudah ada batasnya. Cuma ada yang lama ada yang sebentar. Kami telah melakukan sejak pukul 12.00 siang, sekarang jam menunjukan pukul 14.00 kurang lima. Cukup untuk tidak mengecewakan lagi.

Ah… rasanya spermaku akan keluar. Aku binggung dan ragu. Mau dikeluarkan diluar memeknya Fitri, agaknya sangat disayangkan seperti ada kenikmatanyang teputus. Mau dikeluarkan di dalam memeknya Fitri, takut Fitri hamil, karena kami belum menikah dan aku memang tidak menyiapkan kondom, karena kejadian ini tidak direncanakan, spontan. Tapi setelah ini aku akan selalu menyiapkan kondom di dompet atau di kamarku. Pasti setelah ini kami akan selalu ketagihan untuk melakukan lagi, melakukan lagi, dimanapu dan kapanpun yang penting ada kesempatan dan mood. Tentu himbauan pemerintah untuk menyiapkan dan menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks tentu sangat bijak. Karena seks merupakan naluri makhluk hidup. Semua ingin melakukan, termasuk yang membuat UU anti pornografi dan porno aksi. Hanya orang yang munafik yang pura-pura suci, nggak taunya istrinya lima, tapi mengaku seperti malaikat yang ga butuh seks. Orang dimanapun akan mempertuhankan hasrat birainya dan berusaha mencari apapun walaupun untuk merangsang birahinya yang katanya surge dunia. Sebenarnya yang dibutuhkan bukanlah pelarangan, karena tidak adak makhluk hidup pun ga bisa menyembunyikan itu. Yang diperlukan adalah pendidikan seks sejak usia dini, supaya mereka bias menjaga dan menggunakannya dengan aman.

St… akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan spermaku di dalam liang memeknya. Ini kulakukan untuk memberi pelajaran pertama pada Fitri begitu nikmatnya melakukan ini. Ingin memberikan kenangan kenikmatan yang fowerfull tidak putus. Kalau putus pasti kecewa. Hamil? Wah untung-untungan. Karena tadi pagi sperma pertamaku sudah keluar banyak sebelum berhasil menebus liang memeknya. Tentu spermaku yan sekarang belumlah matang. Karena untuk mematangkan lagi perlu waktu paling tidak 2 minggu dan …..oooo… tubuh kami berdekapan eat dan spermaku ….crottt….cret…. kelua dalam liang memek Fitri yang cantik.

Sekian

No comments:

Post a Comment